Pdt. Arnold Bliederyus, STh

Pdt. Arnold Bliederyus, STh

Kamis, 23 September 2010

HIRARKHI KEBUTUHAN MOSLOW


 
A.    Pendahuluan

Moslow dilahirkan di Brooklyin , New york , pada tanggal 1 April 1908. Semua gelarnya diperoleh di Universitas Winconsin, tempat dia meneliti tingkah laku kera. Selama 14 tahun ( 1937 – 1951 ), Abraham Maslow menjadi staf pengajar Brokklyn College. Pada tahun 1951, Maslow pergi ke universitas Brandeis. Di sana dia tinggal hingga tahun 1969. ketika dia sudah menjadi anggota tetap pada Laughlin Foundation di Menlo Park, California, Maslow menderita serangan jantung yang menyebabkan kematiannya pada tanggal 8 juni 1970.[1]
Moslow  dibesarkan dalam keluarga Yahudi dan merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara. Masa muda Moslow  berjalan dengan tidak menyenangkan karena hubungannya yang buruk dengan kedua orang tuanya.  Semasa kanak-kanak dan remaja  Moslow meresa bahwa dirinya amat menderita dengan perlakukan orangtuanya, tertutama ibunya. Keluarga Moslow amat berharap bahwa ia dapat meraih sukses melalui dunia pendidikan , Untuk menyenangkan kemaua ayahnya, Moslow sempat belajar di bidang Hukum tetapi kemudia tidak dilanjutkannya.[2]
Pada suatu peristiwa yang terjadi di tahun 1941, ketika moslow pulang dari Broooklyn College. Ia melihat parade rakyat gembel yang menyedihkan dan moslow terharu melihat kondisi tersebut.  Ia menuliskan “air mata mulai menetesi wajahku”. “sejak itu mengubah seluruh kehidupanku dan menentukan apa yang saya lakukan sejak saat itu”. Moslow memutuskan untuk mencurahkan kehidupannya dalam usaha menemukan suatu “Psikologi untuk meja perdamaian”, suatu psikologi yang akan menangani cita-cita dan potensi-potensi yang paling baik dan yang paling mulia yang sanggup dicapai manusia. Dia berpegang teguh  pada ketetapan hati yang tidak pernah goyah dan dengan suatu perasan dedikasi yang mengantarnya untuk menyelidiki dimensi-dimensi kepribadian manusia dalam cara-cara yang bertentangan dengan pendirian psikologi dan pendidikan masa lampaunya.[3]
            Berikut ini akan di paparkan tentang konsep kepribadian manusia dan tentang teori hirarki kebutuhan manusia menurt moslow.

B. Kepribadian manusia menurut Moslow

Maslow mencela psikology, karena konsepnya yang pesimistik, negatif dan terbatas tentang manusia. Dia berpendapat, bahwa psikology lebih banyak memikirkan kelemahan-kelemahan manusia daripada kekuatan – kekuatannya. Psikology semata-mata hanya meneliti dosa- dosa dan mengabaikan kebajikan – kebajikan. Psikology telah melihat hidup dari sudut individu yang berusaha mati- matian untuk menghindari perasaan sakit, bukan mengambil langkah – langkah aktif untuk mencapai kesenangan dan kebahagiaan. Maslow bertanya, dimanakah psikology yang berbicara tentang kegirangan, kegembiraan, cinta dan kesejahteraan. Sama tuntasnya, bagaimana dia membicarakan tentang kesengsaraan, konflik, rasa malui dan permusuhan.psikology telah dengan sengaja membatasi dirinya pada hanya setengah dari batas kekuasaannya yang sah, yakni paruh bagian yang lebih terang, lebih baik untuk memberikan suatu potret pribadi secara utuh.[4]

Pendapat Moslow tentang konsep baru yang berkembang tentang manusia yang sehat secara psikiaters secara dogmatis, adalah: 

Pertama : Keyakinan yang kuat bahwa manusia mempunyai kodratnya sendiri yang hakiki, suatu kerangka struktur psikologis yang dapat di pandang dan dibicarakan secara analog dengan struktur fisiknya, yakni, bahwa manusia itu memiliki kebutuhan,fasilitas dan kecenderungan yang bersifat genetik. Beberapa diantaranya merupakan sifat khas dari seluruh spesis manusia, melintasi semua batas-batas kebudayaan dan beberpa kebutuhan lainnya adalah kebutuhan yang unik untuk masing-masing individu. Kebutuhan-kebutuhan ini pada dasarnya adalah baik dan netral, bukan kebutuhan untuk kejahatan.

Kedua :     Suatu konsep bahwa perkembangan yang benar-benar sehat, normal yang dicita-citakan terjadi dalam bentuk mengaktualisasikan kodrat, potensi yang terpenuhi, perkembangan menuju kematangan harus mengikuti garis-garis yang diatur oleh kodrat yang tersembunyi, samara-samar dan dilihat kurang hakiki, Bertumbuh dari dalam bukan dari luar.

Ketiga :     Pada umumnya psikopatologi disebabkan oleh pengingkaran dan penelantaran, serta pembelokan kodrat manusia yang hakiki. Apakah semua ini baik? Ya, segala sesuatu yang dapat mengakibatkan perkembangan yang diinginkan kearah aktualisasi kodrat manusia adlah baik. Yang tidak baik atau yang buruk adalah segala sesuatu yang menggagalkan, menghalangi atau menolak kodrat manusia. Dan psikoterpi adalah segala cara untuk membantu mengarahkan orang-orang kejalan aktualiasasi diri dan perkembangan menurut garis-garis yang ditentukan oleh kodrat bhatinnya.[5]

Dalam pernyataan selanjutnya, tentang asumsi-asumsi dasarnya, Moslow menambahkan sesuatu yang penting berikut ini: Kodrat batin ini tidaklah sekuat dan semahakuasa dan tidak bisa salah seperti insting-insting bintang. Kodrat bathin sangat lemah lembut,halus dan mudah dikalahkan oleh kebiasaan tekanan kebudayaan dan sikap yang salah terhadap kodrat itu. Meskipun lemah, namun kodrat ini jarang hilang pada orang normal dan juga tidak akan hilang pada orang sakit. Meskipun diingkari, namun kodrat bertahan secara diam-diam dan selalu mendesak untuk pengaktualisasikan diri.[6]
Dalam hampir setiap manusia, bahkan pada bayi yang baru lahir terdapat kemauan yang aktif kearah kesehatan, pertumbuhan atau aktualisasi potensi manusia. Orang – orang yang memiliki kodrat bawaan yang pada hakikatnya adalah baik atau netral. Kodrat manusia pada hakekatnya tidaklah jahat. Ini adalah konsep baru, karena banyak teoritikus beranggapan bahwa beberapa insting adalah buruk atau anti sosial yang harus dijinakkan dengan latihan dan sosialisasi.
Kepribadian berkembang melalui pematangan melalui dalam lingkungan yang menunjang dan juga oleh usaha-usaha aktif pada pribadi manusia untuk merealisasikan kodratnya. Apabila manusia menderita atau neurotik, hal itu adalah karena lingkungan, ketidaktahuan dan patologi sosial, atau bahkan karena pikiran manusia itu sendiri.  Sifat-sifat destuktif atau sifat kekerasan, bukanlah merupakan sifat asli manusia. Manusia menjadi destruktif, apabila kodrat batinnya di belokkan, disangkal atau dikecewakan.

C. Hirarkhi kebutuhan Moslow

            Hirarki kebutuhan Maslow sering dilukiskan dengan piramida yang terdiri dari lima tingkatan, yaitu : empat tingkatan yang lebih rendah dikelompokkan bersama-sama yang dihubungkan dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis, sedang tingkatan puncak disebut kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan yang dihubungkan dengan kebutuhan psikologis. Sedangkan, kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan dijumpai secara terus menerus membentuk  perilaku . Konsep dasar dalam hirarki kebutuhan ini adalah bahwa kebutuhan yang paling tinggi dalam hirarki ini hanya dapat dicapai melalaui kebutuhan yang dibawahnya telah sebagaian besar dicukupi. [7]



1.      Tingkat Kebutuhan Dasar Fisiologis

Pada tingkat dasar hiearkis, terdapat kebutuhan dasar fisik yang menyangkut makanan, makanan, air, udara, seks, istirahat, karena manusia memiliki sejumlah dorongan atau kebutuhan biologis yang sama seperti binatang. Rasa haus, lapar, istirahat adalah motivator biologis yang umum.
Rasa lapar sebagai motivator, banyak mendapat perhatian dari para psikolog dan fisiolog. Mengkonsumsi makanan merupakan jawaban yang bisa mengurangi atau menghilangkan dorongan rasa lapar. Rasa sakit diperut akibat lapar dikaitkan dengan kontraksi perut. Hipotalamus bereaksi pada saat kadar gula rendah, sehingga menimbulkan rasa lapar dan membuat kita berhenti makan pada saat kadar gula dalam darah naik. Riset Zeigler menunjukkan bahwa pusat hipotalamik bisa dipengaruhi oleh input saraf dari saraf trigenemus, yang membentang sepanjang pipi dan wajah dan mengontrol respon mengunyah dan menelan. Kerusakan pada trigenemus bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan. Schacther menyatakan bahwa orang yang kegemukan jauh lebih menyadari syarat ekternal dari lingkungan, makan dengan porsi yang lebih banyak tanpa melihat waktu, seperti jam makan.  Orang yang beratnya rata-rata, biasanya makan pada saat mereka lapar.
Meskipun manusia memiliki dorongan biologis yang sama dengan binatang untuk melakukan reproduksi. Masres dan Johnson, melaporkan bahwa perilaku seksual yang sehat membutuhkan hubungan yang setia. Penemuan ini selaras dengan pernyataan Allah. Namun catatan Alkitab menyatakan bahwa perilaku seksual manusia jarang memenuhi standar Allah. Banyak orang percaya bahwa kidung agung Salomo menyondorkan perilaku seksual manusia yang sesuai dalam pernikahan. Sedangkan riset yang dilakukan oleh Olds, menyatakan bahwa kesenangan berada pada otak manusia dan binatang. Kesenangan seksual berkaitan dengan penyulut saraf di daerah tertentu otak. Jadi meskipun rasa lapar dan istirahat adalah sebagai perilaku yang didorong oleh motivasi, itu semua adalah untuk mengurangi ketegangan atau rangsangan.

 2.      Tingkat Kebutuhan Akan Rasa Aman

Apabila kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, maka munculah kebutuhan-kebutuhan lain yang meliputi jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban. Semua ini membuktikan bahwa sampai pada tahap tertentu, kita harus mempunyai stabilitas, perlindungan dari lingkungan. Orang yang tidak memiliki tempat berteduh atau berlindung, biasanya tidak akan tertarik akan kebutuhan selanjutnya. Dalam hal ini, Maslow menyatakan bahwa perlakuan orangtua memiliki pengaruh yang sangat penting untuk perkembangan anak.
Perlakuan orangtua yang pesimis, kasar, pemisahan orangtua dari anak, perceraian, kematian akan menjadi pengaruh yang buruk terhadap rasa aman yang dibutuhkan oleh anak tersebut. Bagi orang dewasa, kubutuhkan rasa aman nampak dalam usaha melindungi diri melalui asuransi, menabung, tinggal dalam lingkungan pekerjaan yang aman tanpa perlu melakukan terobosan – terobosan yang baru. Di samping itu, sejumlah orang yang neorotik, apabila menghadapi keadaan yang mengancam, dia akan berusaha keras untuk menstabilkan dirinya dengan penampilan yang rapi, disiplin dan teratur. Kebutuhan rasa aman dari orang-orang neorotik, sering diekspresikan melalui keinginannya untuk mencari perlindungan dari orang- orang yang kuat, yang bisa dijadikan tempat bergantung.

3.      Tingkat Kebutuhan Akan Cinta dan Dikasihi

Kasih dan penerimaan diri sangat penting untuk kehidupan yang penuh. Kebutuhan ini mendorong individu untuk mengadakan hubungan yang efektif dengan sesamanya, yakni dengan cara menerima dan memberi cinta. Menurut Maslow, mobilitas yang tinggi merupakan akibat kurang terpenuhinya kebutuhan cinta dan kasih untuk memiliki. Cinta yang matang menunjukkan hubungan cinta yang sehat yang saling percaya dan saling menghargai.

 4.      Tingkat Kebutuhan Akan Penghargaan

Kebutuhan akan harga diri sangat penting, selain perlu dikasihi, kita juga perlu dihormati oleh orang lain. Ada dua macam penghargaan, yakni penghargaan yang berasal dari orang lain dan juga penghargaan yang berasal dari diri sendiri mencakup hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, kemandirian dan kebebasan.

5. Tingkat Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri

Tingkat kebutuhan tertinggi adalah perwujudan diri, dimana kita bergerak melalui kasih untuk menuju perwujudan diri dan keselarasan dengan diri sendiri. Kebutuhan ini dapat juga dinyatakan sebagai kebutuhan akan hasrat untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya untuk mencapai taraf pengaktualisasian diri. Untuk mencapai aktualisasi diri, maka kita perlu memperhatikan kondisi lingkungan. Apakah kondisi lingkungan menunjang terhadap gagasan dan pengalaman – pengalaman baru yang didapat oleh individu tertentu. Tingkat ini hanya dicapai oleh sedikit orang yang ditandai dengan pengalaman – pengalaman puncak.
Setelah menyadari kebutuhan – kebutuhan manusia, Maslow juga meneliti sikap – sikap pengalaman puncak (peak experience). Orang –orang yang mengalami pengalaman – pengalaman puncak merasa lebih berintegrasi, lebih bersatu dengan dunia, lebih menjadi raja atas dirinya sendiri, lebih spontan, kurang menyadari ruang dan waktu, lebih cepat dan mudah menyerap sesuatu.
     
Menurut Moslow, orang yang dewasa dan masak secara penuh adalah orang yang telah mencapai aktualisasi diri, yaitu yang “mengalami secara penuh, gairah, tanpa pamrih, dengan konsentrasi penuh dan terserap secara total” dalam apa artinya “menjadi manusia utuh dan penuh.[8] Jadi secara ringkas Moslow memiliki keparcayaan besar pada kodrat yang lebih luruh yang ada pada manusia. Kodrat itu dapat mengatasi keadaan dan sifat biologisnya. Agama terletak pada kemampuan manusia untuk menyadap kekuatan-kekuatan batin dan mengatasi kebutuhan yang lebih rendah.

D. Tinjauan Teologis

            Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan telah diperlengkapi dengan kemapuan-kemampuan dalam menjalani hidupnya, walaupun tidak semua manusia dapat mempergunakan kemapuan tersebut dalam memenuhi keiginannya. Hal ini dapat dikarenakan oleh kondisi fisik, mental, sosial dan spiritualnya yang masing-masing berbeda dalam pencapainnya. Manusia memiliki keinginan yang kuat dalam memenuhi kebutuhannya. Ditinjau dari pandangan Moslow tentang hirarkhi kebutuhan di atas, dapat terlihat bahwa setiap tingkatan tersebut ada yang telah dipenuhi manusia dan ada juga yang masing berjuang untuk memenuhi kebutuhan dari setiap tingkatan.
            Dalam agama Kristen setiap tingkatan dari kebutuhan tersebut memiliki norma-norma dan sekali menjadi batasan-batasan bagi manusia dalam mencapai tingkatan kebutuhan. Jikalau tanpa batasan dan norma tersebut manusia akan mencapai kebutuhannya dengan menghalalkan segala cara tanpa memperdulikan kebutuhan orang lain. Batasan tersebut dapat kita temukan dalam Hukum Taurat.  Dalam Hukum Taurat jelas digambarkan bahwa ketika manusia itu berusaha dalam pencapaian kebutuhannya harus tetap berpatokan pada Allah dan sesama. Walaupun terkadang ada manusia yang tanpa memperdulikan Allah dan sesama dalam usaha pencapaian tiap tingkatan kebutuhannya.
            Ketika manusia dalam pencapaian kebutuhan dari yang terendah sampai pada puncak kebutuhan akan aktualisasi sesuai dengan teori Moslow, tidak menjadikan Firman Tuhan menjadi landasannya maka manusia akan menjadi egois tanpa perduli akan Allah dan sesama.  Menurut Alkitab orang Kristen dapat berpuasa untuk kebutuhan rohaninya dan hidup berpengharapan pada Tuhan baik dalam pada kebutuhan dasar, rasa aman, penghargaan dikasihi dan mengasihi dan pada tingkatan puncak aktualisasi diri, dengan demikian manusia dapat menikmati kehidupan yang diberikan Tuhan.
           


DAFTAR PUSTAKA

Hall, Calvin S. & Lindzay, Gardner, Teori-teori Holistik, Organistik-Fenomenolog :Yogyakarta Kanisius, 1993
.

Schultz, Duane, Psikologi Pertumbuhan,Model-model keperibadian sehat, Yogyakarta: Kanesius, 1991.


Paul. Pengantar Psikologi & Konseling Kristen. Yogyakarta:A ndi Offset. 2004

http//www.dunia psikologi.com/mengenal beberapa tokoh psikologi/Abraham H Moslow. Diakses April 2009.


    

 






[1] Calvin S. Hall & Gardner Lindzay (ed. Dr. A, Supratiknya), Teori-teori Holistik , Organistik-Fenomenolog : Kanesius, 1993, h. 106.

[2] http//www.dunia psikologi.com/mengenal beberapa tokoh psikologi/Abraham H Moslow. Diakses April 2009.
[3] Duane Schultz, Psikologi Pertumbuhan,Model-model keperibadian sehat, Yogyakarta: Kanesius, 1991, hl. 85.

[4] Calvin S. Hall & Gardner Lindzay , Op.Cit ., hlm. 107.
[5] Ibid., hlm. 108.

[6] Ibid.

[8] Robert W. Crapps, Dialog Psikologi dan Agama-Sejak William James hingga Gordon W. Allport, Yogyakarta : Kanesius, 1993, hlm.161.